Jumat, 22 Maret 2013

Metode Pendidikan Qur'ani



Pendidikan Qur’ani Lewat Kisah Luqman

Luqman: 16
(Luqman berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam satu batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya).  Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.

Nilai Pendidikan:
1. Dalam proses belajar mengajar itu hendaknya diulang, ayat 13-14 dan 15, menjelaskan tentang tauhid, disinggung kembali ketauhidan itu pada ayat 16-nya.
2. Materi pengajaran pertama harus diperluas, ayat ke-13 yang menjelaskan keimanan, tidak musyrik, kemudian diperluas dengan materi ayat ke 16 menjelaskan sifat-sifat Allah.
3. Porsi pelajaran tauhid pada tingkat dasar harus lebih besar dari porsi pelajaran lainnya.
4. Metode yang digunakan dalam mengajarkan tauhid pada tingkat dasar, bisa dengan metode amtsal / perumpamaan, dan metode tanya-jawab.
5. Menggunakan metode amtsal bagi anak-anak, hendaknya disesuaikan dengan tingkat kemampuan dan kehidupan yang dialami oleh anak.  Ini ditunjukan Allah dengan menggunakan bijian / batu sebagai perbandingan.  Dan kedua ini biasanya sudah ada pada dunia anak-anak.

Luqman: 17
“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).”

Nilai Pendidikan:
1. Pelajaran Ibahadah / Ibadah makhdloh termasuk bahan ajar yang penting bagi anak, misalnya shalat.
2. Pelajaran yang bersifat muamalah / ibadah ghaer makhdloh, seperti rasa peduli terhadap lingkungan sekitar amar ma’ruf nahyu munkar, harus sudah dimulai sejak anak-anak.
3. Pendidikan akhlak terhadap orang lain dan diri sendiri penting diperhatikan pada tingkat dasar.
4. Pentingnya menanamkan pada anak sifat untuk terlebih dahulu memperbaiki diri sendiri sebelum orang lain.  Ini ditunjukkan dengan dimulai dengan perintah shalat, lalu amar ma’ruf nahy munkar.

Luqman: 18
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.  Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.”

Luqman: 19
“Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu.  Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”

Nilai Pendidikan
1. Bidang pengajaran yang diajarkan, ayat 18-19 ialah akhlak pada orang lain dan diri sendiri.
2. Porsi pengajaran akhlak harus cukup memadai setelah porsi tauhid pada pendidikan tingkat dasar.
3. Materi akhlak pada dasar, hendaknya yang mudah, sederhana, dan menyentuh kehidupan sehari-hari.
4. Muatan materi akhlak hendaknya menyentuh kesempurnaan bathin dan kesempurnaan dlahir.

Kesimpulan:
Pendidikan yang utama bagi usia anak: Tauhid, Akhlak: yang meliputi akhlak kepada Allah, kepada orang tua, kepada diri dan kepada orang lain, Ibadah, Sosial, Kecerdasan.

Contoh Maqalat Hikmah Luqman di Luar Al-Quran
            “Dunia itu seibarat samudera yang luas dan dalam, banyak yang tenggelam di sana, Jadikanlah taqwa pada Allah sebagai kapalnya, iman muatannya, tawakal kepada Allah sebagai layarnya, semoga engkau selamat.”  Al-Maraghi (VII:87)
            Shawi (III:314) mengutip makalah Luqman,
“Wahai anakku jangan engkau lebih lemah dari ayam jantan ini yang bersuara di waktu sahur sedangkan engkau tidur nyenyak di atas kasurmu.”
“Wahai anakku jangan mengakhirkan taubat, karena mati itu datang tiba-tiba.”
“Wahai anakku, hati-hatilah terhadap hutang karena hutang itu kerendahan di siang hari dan kebingungan di malam hari.”
            Ibnu Katsir  (III:443) dan Al-Suyuthi (VI:516) mengutip maqalat Luqman, yaitu: Pada saat Luqman menjadi seorang hamba.  Tuannya menyembelih seekor kambing, lalu ia menyembelih.  Kemudian Tuannya menyuruh mengeluarkan daging yang paling bagus, lalu Luqman keluarkan lidah dan hati.  Si Tuan diam keheranan.  Kemudian Tuan itu menyuruh lagi menyembelih kambing, Luqman pun menyembelihnya,  Dan ia suruh Luqman mengeluarkan daging yang paling jelek.  Luqman mengeluarkan daging lidah dan hati.  Tuannya terheran bengong, dan berkata, “Aku perintahkan engkau keluarkan daging yang paling bagus lalu engkau keluarkan lidah dan hati, dan aku perintah engkau keluarkan daging yang paling jelek, lalu engkau keluarkan itu juga lidah dan hati, kenapa?”  Luqman berkata, “Sesungguhnya tidak ada yang lebih baik, kecuali jika keduanya itu baik, dan tidak ada yang lebih jelek, kecuali jika keduanya itu jelek.”


sumber artikel: http://beramal-dengan-ilmu.blogspot.com/2012/06/pendidikan-qurani-lewat-kisah-luqman.html

0 komentar:

Posting Komentar